Dari catatan historis, Kota Banjarmasin pada era Hindia Belanda tahun 1919, menjadi salah satu dari 10 kota gemeente yang dikembangkan pemerintahan kolonial. Kota Banjarmasin yang juga bergelar Venesia Dari Timur (Venetie van het Oostern) berkembang pada tepi Sungai Barito (Sungai Banjar Besar) dan dibelah oleh anak sungainya (Sungai Martapura/Sungai Banjar Kecil) menjadi dua bagian. Sejumlah anak sungai juga bermuara kepada kedua sungai ini.
Dinamika sejarah juga memperlihatkan bahwa kelandaian sebagian permukaan kontur tanah menyebabkan bentuk aliran sungai berliku-liku dari hulu hingga ke hilirnya. Hal ini secara fisik-spasial mempengaruhi pembentukan lingkungan binaan baik arsitektur maupun perkembangan arsitektur kotanya. Kondisi fisik kota berada 0,16 meter di bawah permukaan air laut, mengakibat-kan pasang laut masuk membanjiri kawasan kota. Khususnya menjadi rutin pada kawasan tepian sungai. Upaya mengatasi permasalahan ini sudah tercatat sejak lama dan terekam pada peta Kota Banjarmasin tahun 1700-1945.
Budaya, Non Fiksi
VENESIA DARI TIMUR; Persebaran Sungai dan Kanal di Banjarmasin, Karesidenan Borneo Bagian Selatan dan Timur Abad ke-19 Hingga Abad ke-20
Judul: VENESIA DARI TIMUR; Persebaran Sungai dan Kanal di Banjarmasin, Karesidenan Borneo Bagian Selatan dan Timur Abad ke-19 Hingga Abad ke-20
Penulis: M.Z. Arifin Anis, Mansyur, Herry Porda NP, Daud Yahya
Tebal buku: xiv+ 210 halaman
Ukuran: 15,5 x 23 cm
Stok habis
Anda harus login untuk mengirimkan ulasan.
Ulasan
Belum ada ulasan.