Penalaran Matematis: Memahami Otak Belajar

Sebagai seorang pendidik matematika (mathematics educator) yang memiliki pengalaman panjang mengajar di pelbagai tingkat pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi (PT), saya menyadari persoalan serius yang dialami murid dan mahasiswa di Indonesia dalam belajar matematika. Persoalan tersebut berkisar pada ketidakmampuan menyampaikan gagasan dan ide matematika dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Siswa SD, SMP, dan SMA, bahkan mahasiswa di PT sulit menjelaskan secara terbuka (dengan tulisan maupun lisan) tentang langkah-langkah yang mereka ambil dalam menyelesaikan suatu persoalan matematika. Pada level PT kesulitan tersebut bertambah besar, karena mereka tidak sekadar diminta memberikan jawaban atas masalah yang diberikan, tetapi seringkali mereka diminta membuktikan suatu pernyataan, proposisi, teorema dan sejenisnya.
Persoalan tersebut antara lain disebabkan oleh keterbatasan mereka dalam penalaran matematis (mathematical reasoning). Padahal, penalaran matematis merupakan komponen yang penting bagi kita untuk dapat memahami dan mempelajari matematika dengan baik, terutama dalam membuat kesimpulan yang logis atau membuktikan suatu pernyataan.
Agar dapat bekerja dan berdiskusi dengan baik dalam matematika, kita memerlukan kemampuan untuk menganalisis, menduga, memahami dan memecahkan masalah secara logis. Bahkan, penalaran matematis sangat diperlukan dalam melakukan pembuktian. Sayangnya, buku yang secara khusus membahas tentang penalaran matematis dalam bahasa Indonesia sangat terbatas, bahkan hampir tidak ada. Ini salah satu alasan yang mendorong saya menulis buku tentang penalaran matematis.